Tuban (13/03/2025)– Musim panen jagung tahun ini membawa tantangan bagi para petani di Tuban. Cuaca yang tidak menentu, dengan curah hujan tinggi di beberapa daerah, menyebabkan hasil panen tidak sebaik tahun sebelumnya. Selain itu, harga jagung di pasaran mengalami fluktuasi, membuat petani khawatir akan keuntungan yang didapat.
Seorang petani dari Kecamatan Semanding, heri (50), mengungkapkan bahwa curah hujan yang berlebihan menyebabkan sebagian tanaman jagungnya membusuk sebelum dipanen.”Biasanya panen bisa lebih banyak, tapi kali ini banyak yang rusak karena terlalu lembab,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban adalah Eko Julianto, S.STP., MM., pemerintah daerah telah berupaya membantu petani dengan menyediakan bantuan benih unggul, subsidi pupuk, serta program pelatihan pertanian berkelanjutan. “Kami juga mendorong para petani untuk bekerja sama dengan koperasi agar mendapatkan harga yang lebih stabil,” katanya.
Selain cuaca, harga jual jagung juga menjadi perhatian utama. Saat panen raya, harga jagung sering turun akibat melimpahnya stok di pasaran. Beberapa petani berharap adanya kebijakan dari pemerintah untuk menstabilkan harga agar mereka tetap mendapatkan keuntungan yang layak.
Di sisi lain, beberapa petani mulai beralih ke metode pertanian yang lebih adaptif, seperti penggunaan varietas jagung tahan cuaca ekstrem dan sistem pengeringan yang lebih baik. Dengan inovasi ini, mereka berharap bisa tetap bertahan di tengah tantangan musim tanam yang semakin sulit diprediksi.
Reporter : Imanda Najwa kirana Dewi / Rhofi Dzar Tsania