SOLUTIF

Menelusuri Sejarah Keris Tuban, Pusaka Adipati Ronggolawe

Seorang perajin keris di Tuban tengah menunjukkan bilah keris pusaka khas daerah setempat

Tuban, (24/06/2025) Abdul Rohim, seorang ahli filosofi keris asal Tuban, menuturkan bahwa keris asli Tuban merupakan salah satu warisan budaya Nusantara berupa senjata tradisional yang sarat akan nilai spiritual, sejarah, dan seni. Keris ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, melainkan juga dianggap sebagai simbol kehormatan, status, dan kekuatan batin oleh para bangsawan serta tokoh masyarakat di wilayah Tuban, khususnya sejak masa kejayaan Majapahit sekitar abad ke-13 hingga ke-15. “Keris Tuban punya keunikan dalam tiap bilahnya — halus, berpamor dalam, serta menyatukan kekuatan dan keanggunan,” ungkap Abdul Rohim.

Cara pembuatan keris Tuban, menurut Abdul Rohim, melibatkan keahlian tinggi dalam seni tempa logam dan praktik spiritual mendalam. Setiap keris ditempa oleh empu melalui proses panjang, dimulai dari pencarian bahan logam khusus hingga prosesi tempa yang disertai laku spiritual seperti puasa dan tapa. Salah satu empu legendaris dari Jawa Timur adalah Empu Supa Mandrangi, yang dikenal mengabdi kepada Kerajaan Majapahit dan memiliki ikatan erat dengan kawasan pesisir utara, termasuk Tuban.

Sejarah mencatat bahwa keris khas Tuban mulai dikenal luas pada masa pemerintahan Adipati Ronggolawe, panglima Majapahit yang juga menjadi tokoh sentral dalam sejarah awal Tuban. Pada masa itu, Tuban merupakan pelabuhan utama yang berkembang menjadi pusat kekuatan politik, budaya, dan militer. Tradisi pembuatan keris tetap bertahan melewati masa kolonial hingga kini diwariskan secara turun-temurun oleh para perajin tradisional.

Tuban, yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, merupakan kawasan strategis yang sejak era Majapahit telah menjadi titik temu budaya Hindu-Buddha dan Islam. Selain dikenal sebagai pusat perdagangan, Tuban juga menjadi pusat kerajinan logam. Beberapa desa seperti Semanding dan Montong bahkan tercatat sebagai tempat bermukim para empu keris dan pandai besi yang menjaga hidupnya tradisi leluhur.

Lebih dari sekadar senjata, keris Tuban menjadi simbol identitas budaya dan spiritual masyarakat Jawa Timur. Keris digunakan dalam upacara adat dan pertarungan, serta diyakini memiliki tuah atau kekuatan gaib yang dapat memberi perlindungan dan karisma. “Dulu, keris adalah lambang loyalitas dan kekuasaan, terutama di lingkungan kerajaan dan bangsawan,” tutur Abdul Rohim.

Pelestarian keris Tuban kini dilakukan melalui berbagai cara, seperti pembentukan komunitas pencinta keris, penyelenggaraan pameran budaya, dan edukasi publik. UNESCO pun telah mengakui keris sebagai warisan budaya dunia. “Beberapa museum dan sanggar kerajinan terus berjuang agar pamor keris Tuban tidak pudar ditelan zaman,” ujar Abdul Rohim menutup pembicaraan. Selain itu, keris Tuban juga menjadi inspirasi bagi para seniman lokal dalam menciptakan motif batik, ukiran kayu, hingga pertunjukan seni tradisi yang mengangkat nilai-nilai leluhur.

 

Reporter: Ahmad Najich Saputra/ Silva Ayu Triani/ Sheilatul Uftavia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top