SOLUTIF

Jalan Pedot, Akses Vital yang Sempat Putus Akibat Longsor

Foto Jalan Pedot

Tuban (25/04/2025) – Jalan Pedot merupakan akses utama masyarakat Dusun Medokan dan Dukuh Ngendut, Desa Bektiharjo, untuk keluar masuk menuju kota. Jalan ini menjadi sangat krusial karena merupakan satu-satunya jalur penghubung ke pusat aktivitas warga. Nama “Jalan Pedot” (yang berarti “Jalan Putus”) diberikan setelah terjadinya tragedi longsor pada tahun 2013. Peristiwa tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Dusun Medokan sepanjang malam tanpa henti. Keesokan paginya, sekitar pukul 06.30 WIB, warga setempat baru menyadari bahwa jalan tersebut telah putus dan terbawa arus saluran irigasi dari arah barat.

Peristiwa ini menyebabkan aktivitas warga lumpuh total. Akses keluar masuk dusun menjadi sangat sulit. Bahkan para pedagang lokal terpaksa menunda pembelian stok barang dagangan mereka karena jalan masih dalam tahap perbaikan.

“Akses masyarakat pada saat itu memang sangat sulit, Mas. Jalan terbawa arus air dari sebelah barat, dan kami para pedagang kesulitan untuk belanja dan menambah stok dagangan,” ujar Dersan, salah satu warga yang turut merasakan dampaknya.

Setelah masa perbaikan awal selesai, warga secara spontan menamai jalan tersebut “Ratan Pedot” atau “Jalan Putus”, untuk mengenang peristiwa tersebut. Perbaikan awal hanya berupa penimbunan bebatuan, tanpa dilapisi aspal. Beberapa tahun kemudian, warga kembali melakukan perbaikan jalan secara lebih permanen. Mereka berkoordinasi dengan pihak desa dan bergotong-royong bersama masyarakat setempat.

“Kami, dari pihak dukuhan, langsung mengusulkan perbaikan jalan dan bekerja sama dengan warga sekitar untuk turut membantu memperbaiki serta membuat saluran air agar kejadian longsor tidak terulang kembali,” jelas Harsid selaku Kamituwo di dusun tersebut.

Hingga kini, nama “Ratan Pedot” masih melekat dan menjadi identitas jalan yang dulunya sempat terputus, namun kini menjadi simbol kebersamaan dan kekuatan gotong royong warga Dusun Medokan dan Dukuh Ngendut.

Pembuatan jalan yang kedua mengembalikan jalan tersebut ke posisi semula dan aksesnya lebih mudah dan jarak yang ditempuh lumayan dekat dari sebelumnya, sehingga jalur yang lama sudah jarang digunakan lagi, hanya untuk sebuah sejarah bahwa warga sekitar rela bergotong royong demi kebaikan semua orang.

Pada saat ini jalan yang pertama sudah banyak yang berlubang dan banyak tumbuhan yang menutupi sebagian jalan. Selain itu jalan ini juga berada di sebelah utara makam sehingga kesannya agak mistis dan kurang terawat. Namun, akses jalan yang pertama ini masih bisa digunakan sebagai area persimpangan dan putar balik.

 

Reporter : Ahmad Al Amin / Natasya Sahana / S. Fadhilah N. I.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top