Tuban, 10 Maret 2025 – Dunia kuliner Indonesia kembali dihebohkan dengan munculnya inovasi bisnis baru dalam penyajian bakso. Kali ini, sebuah warung bakso di desa Tegalagung, Tuban memperkenalkan konsep unik yang disebut “Bakso Dandang”, di mana pelanggan dapat mengambil sendiri bakso atau prasmanan dari dandang besar yang tersedia. Warung Bakso Dandang milik Hadi Purwanto ini berlokasi di Jl Mojopahit, Tegalagung, Tuban di mana warung bakso ini menawarkan pengalaman makan bakso yang berbeda.
Karyawan, Eka Laisa (21), menjelaskan. “Warung makan bakso dandang ingin memberikan pengalaman baru bagi pecinta bakso. Pelanggan bisa memilih sendiri ukuran dan jenis bakso yang mereka inginkan,” ujarnya.
Di warung ini, terdapat beberapa dandang besar berisi berbagai jenis bakso, mulai dari bakso urat, bakso telur, bakso mercon hingga bakso jumbo, tahu putih, siomay, ceker dan lain sebagainya. Pelanggan dapat mengambil bakso sesuka hati menggunakan penjepit yang disediakan. Setelah itu, mereka bisa menambahkan pelengkap lainnya seperti mie, sayur atau pangsit di meja saji terpisah. Selain itu terdapat dua macam kuah yaitu kuah original dan kuah pedas yang bisa diambil sesuai selera pelanggan.
Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau. “Harga menu di bakso dandang mulai harga Rp1.000 hingga yang paling mahal Rp35.000. Jadi, pelanggan bisa mengontrol sendiri berapa banyak yang mereka mau makan dan berapa yang harus dibayar,” tambah Eka.
Rizky (24) pengunjung, mengomentari inovasi ini. “Ini pertama kalinya saya membeli bakso yang tidak diambilkan penjual. Konsep self-service seperti ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan, terutama anak muda seperti saya yang selalu mencari pengalaman baru,” jelasnya.
Kesuksesan Bakso Dandang diharapkan menginspirasi penjual bakso lain untuk berinovasi. Beberapa warung bakso di kota-kota besar mulai mempertimbangkan untuk menerapkan konsep serupa. Inovasi Bakso Dandang ini menunjukkan bahwa dalam bisnis kuliner, kreativitas dalam penyajian bisa menjadi kunci sukses dalam bisnis kuliner.
Reporter : Khoirul Fatimah/Siti Fadhilah Nur Ilma