SOLUTIF

Nelayan Tuban Keluhkan Cuaca Buruk, Hasil Tangkap Ikan Menurun Drastis

Hasil Tangkap Ikan

TUBAN – Cuaca buruk yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir di perairan Laut Jawa membuat para nelayan di Kabupaten Tuban mengalami kesulitan dalam melaut. Ombak tinggi yang mencapai dua hingga tiga meter serta angin kencang menghambat aktivitas pencarian ikan, sehingga berdampak langsung pada hasil tangkapan dan pendapatan mereka. Situasi ini dikeluhkan oleh para nelayan di berbagai wilayah pesisir Tuban, seperti di Kecamatan Palang, Bancar, dan Tambakboyo, yang selama ini menggantungkan hidup dari sektor perikanan.

Sutrisno (45), seorang nelayan asal Kecamatan Palang, mengungkapkan bahwa sejak awal Maret, ia dan rekan-rekannya kesulitan mendapatkan ikan akibat kondisi laut yang tidak bersahabat. “Kalau dulu, dalam sekali melaut kami bisa mendapatkan 30 hingga 50 kilogram ikan, tapi sekarang paling banyak hanya 10 kilogram, itu pun kalau beruntung. Banyak teman-teman saya memilih untuk tidak melaut karena risikonya tinggi,” katanya saat ditemui di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palang, Senin (10/3/2025).

Menurut Sutrisno, kondisi ini semakin menyulitkan nelayan karena pengeluaran tetap harus berjalan, mulai dari biaya bahan bakar, perawatan kapal, hingga kebutuhan sehari-hari. “Harga solar juga terus naik, sementara penghasilan menurun drastis. Kami sangat terpukul,” tambahnya.

Dampak dari cuaca ekstrem ini tidak hanya dirasakan oleh para nelayan, tetapi juga pedagang ikan di pasar tradisional. Siti (38), seorang pedagang ikan di Pasar Baru Tuban, mengaku kesulitan mendapatkan pasokan ikan segar. “Biasanya ada banyak jenis ikan seperti tongkol, kakap, dan kerapu, tapi sekarang jumlahnya sangat terbatas. Harga ikan pun naik, misalnya ikan tongkol yang biasanya Rp25.000 per kilogram sekarang bisa mencapai Rp35.000,” jelasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban adalah Eko Julianto, S.STP., MM., membenarkan bahwa hasil tangkapan nelayan menurun akibat cuaca buruk yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir bulan. Ia menghimbau para nelayan untuk selalu memperhatikan informasi cuaca sebelum melaut agar keselamatan tetap terjaga. “Kami juga sedang berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melihat kemungkinan adanya bantuan bagi nelayan yang terdampak. Keselamatan mereka tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Sementara itu, para nelayan berharap ada solusi dari pemerintah untuk membantu mereka melewati masa sulit ini. Selain bantuan langsung seperti subsidi bahan bakar dan bantuan ekonomi, mereka juga berharap ada program pelatihan usaha alternatif agar mereka tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan laut. “Kami butuh solusi jangka panjang, misalnya budidaya ikan atau program lain yang bisa menjadi tambahan penghasilan saat cuaca tidak memungkinkan untuk melaut,” kata Sutrisno.

Cuaca ekstrem seperti ini bukan pertama kali terjadi di wilayah pesisir Tuban. Pada tahun-tahun sebelumnya, fenomena serupa juga mengakibatkan penurunan hasil tangkapan ikan. Namun, tanpa adanya mitigasi yang jelas, nelayan tetap menjadi kelompok yang paling terdampak. Mereka berharap pemerintah bisa mengambil langkah nyata agar dampak cuaca buruk tidak selalu menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup mereka.

Reporter : Imanda Najwa Kirana Dewi/Rhofi Dzar Tsania F.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top