
Lamongan, 9 Mei 2025 – Di tengah cuaca panas yang menyengat dan tren minuman sehat yang terus meningkat, serta bahan baku yang mudah didapat dari petani lokal, bisnis es tebu kembali naik daun. Tak hanya menyegarkan, es tebu kini menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi pelaku UMKM. Dengan modal yang relatif kecil, penjual bisa meraup keuntungan berlipat hanya dari berjualan di pinggir jalan. Salah satu pelaku usaha yang merasakan manisnya keuntungan dari es tebu adalah Mursalim (37), penjual es tebu di kawasan Lamongan, Jawa Timur. Ia telah merintis usahanya sejak awal 2021 dan kini mampu meraup penghasilan hingga Rp1,5 juta per hari hanya dengan berjualan di pinggir jalan.
Ia memulai usahanya hanya dengan modal sekitar Rp5 juta untuk membeli mesin peras tebu, gerobak, dan stok awal tebu. Menurutnya, minuman ini memiliki banyak peminat karena rasanya yang manis alami dan menyegarkan. “Awalnya iseng, lihat banyak yang suka minuman alami. Ternyata peminat es tebu banyak banget. Sekarang saya bisa jual 150–200 gelas per hari, apalagi kalau musim panas,” ujar Mursalim saat ditemui di lapaknya, Jumat (9/5).
Harga satu gelas es tebu berkisar antara Rp5.000 hingga Rp8.000. Sementara itu, harga bahan bakunya pun cukup terjangkau. Satu batang tebu dihargai Rp3.000 hingga Rp5.000 dan dapat menghasilkan sekitar 3–5 gelas es. Pasokan tebu dari petani lokal membuat bahan baku mudah didapat dan lebih terjangkau, serta meminimalkan biaya logistik sehingga membuat pasokan tetap stabil sepanjang musim panen.
Dari segi pemasaran, usaha ini terbilang fleksibel. Selain berjualan langsung di pinggir jalan atau dekat pusat keramaian seperti sekolah dan pasar tradisional, pelaku usaha juga memanfaatkan platform digital seperti WhatsApp, Instagram, dan TikTok untuk memperluas jangkauan pelanggan. Konten promosi sederhana seperti video proses pembuatan es tebu sering kali menarik perhatian pengguna media sosial.
Meski demikian, usaha ini tidak lepas dari tantangan. Perubahan musim menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat penjualan. Saat musim hujan tiba, jumlah pembeli bisa turun drastis. Selain itu, pelaku usaha perlu menjaga kebersihan dan kualitas produk agar pelanggan tetap loyal dan tidak ragu untuk membeli kembali.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Mursalim tetap optimis. Ia bahkan berencana membuka cabang di lokasi lain dan menggandeng saudaranya untuk ikut mengelola usaha bersama. “Kalau dijalani serius, bisnis ini bisa jadi sumber penghasilan tetap. Apalagi sekarang masyarakat sudah kenal dengan es tebu lagi,” ujarnya.
Dengan modal minim, sistem operasional sederhana, dan potensi pasar yang luas, es tebu bisa menjadi peluang emas bagi siapa saja yang ingin memulai usaha dari nol.
Reporter: Rina Mei Zul Afifah / Silva Ayu Triani / S. Fadhilah N. I.