
Lamongan, 29 April 2025 — Menjelang Hari Raya Iduladha yang jatuh pada bulan Juni 2025, permintaan sapi dan kambing kurban mengalami lonjakan tajam di berbagai daerah, termasuk di sentra peternakan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Para peternak, seperti Kuri, menyambut antusias peningkatan ini, yang sudah terasa sejak awal bulan Syawal. Menurut data Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, permintaan hewan kurban tahun ini meningkat sekitar 15% dibandingkan tahun lalu. Kenaikan ini dipicu oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk berkurban.
“Permintaan sudah terasa sejak beberapa pekan lalu. Banyak pembeli datang langsung ke kandang atau memesan melalui online,” ujar Kuri, salah satu peternak sapi di Kecamatan Brondong, Lamongan. “Biasanya mereka mulai mencari dua minggu sebelum Iduladha, tapi sekarang dari satu bulan sebelumnya sudah ramai,” jelas Kuri.
Harga sapi kurban tahun ini juga mengalami penyesuaian. Untuk sapi lokal dengan bobot sekitar 300-400 kg, harga berkisar antara Rp18 juta hingga Rp25 juta, tergantung kualitas dan jenis sapi. Sementara kambing kurban ditawarkan dengan harga antara Rp2,5 juta hingga Rp5 juta per ekor.
“Alhamdulillah, harga tahun ini cukup bagus untuk peternak. Tapi kami juga tetap menjaga agar harga wajar bagi pembeli,” tambah Kuri.
Selain itu, tren pembelian hewan kurban secara daring kembali marak. Beberapa platform marketplace ternak lokal dan nasional melaporkan peningkatan transaksi hingga 20% dibandingkan Iduladha tahun sebelumnya. Para pelaku usaha pun memanfaatkan layanan tambahan seperti video call untuk memilih hewan, hingga jasa pengantaran hewan ke rumah pembeli.
Siswoyo, pemilik usaha Sapi Kurban Nusantara, mengatakan bahwa pembeli kini lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kelayakan hewan kurban. “Mereka banyak bertanya tentang sertifikat kesehatan hewan dan memastikan hewan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK),” ujar Siswoyo. “Kami wajibkan setiap hewan memiliki surat keterangan sehat dari dokter hewan sebelum dijual,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi tingginya permintaan, pemerintah daerah juga memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban. Kepala Dinas Peternakan Lamongan, Drs. Moch Wahyudi, MM, mengungkapkan pihaknya telah membentuk tim monitoring kesehatan hewan di berbagai kecamatan.
“Kami rutin melakukan pemeriksaan kesehatan hewan untuk memastikan sapi dan kambing yang dijual memenuhi syarat syar’i dan aman dikonsumsi,” ujar Siswoyo. “Kami juga mengimbau masyarakat untuk membeli hewan kurban dari sumber terpercaya,” tambahnya.
Melonjaknya permintaan ini memberi angin segar bagi para peternak yang sempat terpuruk akibat wabah PMK dua tahun lalu. Dengan berbagai inovasi dan kerja sama antara peternak, pemerintah, dan platform digital, bisnis hewan kurban diprediksi akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Reporter : Rina Mei Zul Afifah / Silva Ayu Triani / S. Fadhilah N. I.