SOLUTIF

Sejarah Rumah dan Pasujudan Sunan Bonang Di Lasem, Rembang

Gambar ndalem/rumah Sunan Bonang

Rembang, 28 Mei 2025 – Maulana Makdum Ibrahim atau yang dikenal dengan nama Sunan Bonang adalah seorang Penyebar agama Islam di pesisir Laut Pantura Rembang, Jawa Tengah. Sunan Bonang pernah singah di salah satu desa di Rembang, yaitu kecamatan Lasem  dan sekarang di daerah itu dikenal dengan Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Saat Sunan Bonang Menyebarkan agama Islam abad 15 di Lasem Sunan Bonang juga mendirikan rumah di daerah Lasem yang disebut alas Kemuning atau sekarang yang disebut Desa Bonang Lasem.

“Sunan Bonang atau Seyekh Maulana Makdum Ibrahim merupakan putra dari sunan Ampel. Beliau lahir pada tahun 1465 dan wafat pada 1525. Saat itu kura kira beliau berusua tuju ayau 8 tahun diauruh sang ayah untuk berkelana hingga ke alas Kemuning” ujar Lutfi (juru kunci) yang dikutip dari detikjateng.

“Alas kemuning Itu ya ini, sekarang menjadi desa Bonang. Setelah sampai alas kemuning, sunan Bonang mendirikin rumah. Meninggal dan dimakam kan du rumah beliau sendiri di sini,” imbuhnya.

Rumah sunan Bonang berjarak sekitar 300 meter dari padepokanya. Tempatnya luas di tengah pemukiman. Yang masih tersisa adalah bangunan bekas rumah sunan Bonang. Pagarnya menjulur membetuk persegi, dan menghadap ke barat, di pojok sebelah barat agak menjorok ke timur, dan disitulah dipercayai masyarakat sebagai makam Sunan Bonang.

Kompleks makam Sunan Bonang memiliki arsitektur yang unik. Di sisi bagian Barat, terdapat tiga pintu, satu pintu utama dan dua pintu pendukung yang berada di sebelah kiri dan kanan pintu utama. Pagarnya berarsitektur kuno, dengan bagian puncak pagar yang mengelupas, memperlihatkan susunan batu bata yang berbeda dengan batu bata modern. Salah satu keunikan dari situs ini adalah keberadaan sumur kuno berbentuk persegi di pintu utama. Sumur ini, yang dikenal sebagai sumur Srumbung.

Selain rumah dan makam, terdapat beberapa peninggalan lain dari Sunan Bonang di desa Bonang. Di antaranya adalah Masjid Jami Sunan Bonang, yang dibangun bersama Adipati Wira Negara. Masjid ini memiliki bentuk persegi dengan ukuran 9,6 x 9,6 meter, mencerminkan arsitektur khas Jawa dengan atap tumpang tiga. Masjid ini masih berdiri kokoh dan menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat setempat.

Keberadaan situs-situs bersejarah ini tidak hanya menjadi bukti fisik kehadiran Sunan Bonang di Lasem, tetapi juga menjadi pusat spiritual bagi masyarakat. Setiap tahun, ribuan peziarah dari berbagai daerah datang untuk mengunjungi makam dan pasujudan Sunan Bonang, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti Muharram dan Ramadhan.

Selain nilai spiritualnya, situs-situs ini juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Mereka menjadi saksi bisu penyebaran Islam di Jawa, khususnya di wilayah pesisir utara. Metode dakwah Sunan Bonang yang mengakulturasikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal tercermin dalam berbagai peninggalan beliau, termasuk dalam seni dan sastra.

Keberadaan rumah, makam, dan pasujudan Sunan Bonang di Lasem bukan hanya penting bagi sejarah Islam di Jawa, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas kultural masyarakat setempat. Situs-situs ini menjadi pengingat akan kearifan dan kebijaksanaan Sunan Bonang dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang damai dan penuh toleransi.

Reporter : Ilham Arifin Koeswoyo/Khoirul Fatimah/M. Sandy Prakoso

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top