
Tuban, (17/06/2025) – Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal berdirinya Kerajaan Majapahit adalah Ronggolawe, seorang bangsawan asal Tuban yang dikenal sebagai panglima perang andalan Raden Wijaya. Ia memainkan peran sentral dalam mengusir pasukan Mongol dari Tanah Jawa pada tahun 1293, sebuah peristiwa bersejarah yang menjadi tonggak penting berdirinya Majapahit sebagai kerajaan besar di Nusantara.
Ronggolawe merupakan putra Arya Teja, penguasa Kadipaten Tuban. Sebagai pewaris kekuasaan pesisir utara Jawa yang memiliki armada laut kuat, Ronggolawe memiliki pengaruh besar secara politik maupun militer. Ia dipercaya menjadi adipati Tuban dan dikenal karena keberaniannya, strategi perangnya, serta kesetiaannya kepada Raden Wijaya. Kekuatan militernya yang besar menjadi aset penting dalam perjuangan Majapahit melawan ancaman eksternal, khususnya dari Dinasti Yuan yang saat itu berkuasa di Tiongkok.
Pasukan Mongol dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan ke Jawa untuk menaklukkan Raja Kertanegara dari Singasari, yang sebelumnya menolak tunduk pada kekuasaan kekaisaran Tiongkok dan bahkan mengirimkan utusan Mongol dalam kondisi terhina. Namun, ketika armada Mongol tiba, Singasari telah runtuh dan kekuasaan berganti ke tangan Jayakatwang dari Kediri.
Raden Wijaya, menantu Kertanegara, memanfaatkan situasi ini dengan kecermatan luar biasa. Ia membentuk aliansi semu dengan pasukan Mongol dan meminta bantuan mereka untuk menumbangkan Jayakatwang. Dalam aliansi itu, Ronggolawe turut ambil bagian sebagai pemimpin militer. Setelah Jayakatwang berhasil dikalahkan, Raden Wijaya dan Ronggolawe justru berbalik menyerang pasukan Mongol dalam operasi militer mendadak yang tidak mereka duga.
Peristiwa pengusiran pasukan Mongol terjadi di wilayah Tarik, Mojokerto, pada awal tahun 1293. Dalam pertempuran besar itu, strategi serangan kejutan yang dipimpin oleh Ronggolawe terbukti efektif. Pasukan Mongol mengalami kerugian besar dan akhirnya terpaksa mundur ke Tiongkok.
“Ronggolawe sadar bahwa kekuasaan asing seperti Mongol tidak boleh dibiarkan mencengkeram tanah Jawa,” tulis Makinudin Sammin dalam bukunya Ranggolawe Sang Penakluk Mongol.
“Keputusan untuk berbalik menyerang Mongol bersama Raden Wijaya adalah langkah strategis yang menunjukkan kejeniusannya dalam bidang militer,” lanjutnya dikutip dari buku Ranggolawe Sang Penakluk Mongol, karya Makinudin Sammin.
Ronggolawe dikenal tidak hanya karena keberaniannya, tetapi juga karena integritas dan kecintaannya terhadap tanah air. Ia menilai keberadaan pasukan asing di Jawa sebagai ancaman nyata terhadap kedaulatan lokal. Oleh karena itu, keberhasilan mengusir Mongol menjadi bukti nyata bahwa kekuatan lokal mampu melawan dominasi asing dengan taktik cerdas dan persatuan yang kuat.
Kemenangan ini menjadi titik awal kebangkitan Kerajaan Majapahit yang kelak mencapai puncak kejayaannya di bawah Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Peran Ronggolawe dalam fase awal ini menegaskan bahwa tanpa keberanian dan keteguhan para tokoh seperti dia, sejarah Nusantara mungkin akan tertulis berbeda.
Reporter: Ahmad Najich Saputra/ Silva Ayu Triani/ Sheilatul Uftavia