SOLUTIF

Prabowo “Sentil” Pejabat Nakal: “Terlalu Banyak Penyelewengan dan Korupsi!”

Presiden Prabowo Subianto, Sumber foto: wartakini.co.id

TUBAN, KOMPAS.com— Dalam momen peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung khidmat di Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang cukup menyita perhatian publik. Di hadapan para pejabat tinggi negara serta peserta dan tamu undangan resmi, Prabowo melontarkan kritik tajam terhadap kondisi birokrasi yang menurutnya masih sarat dengan praktik korupsi dan penyelewengan kekuasaan. Senin (02/02/25).

“Terutama mereka-mereka yang pegang jabatan-jabatan penting sebagai wakil rakyat sebagai utusan rakyat dan sebagai mandataris rakyat, saya sebagai Presiden RI melihat masih terlalu banyak kebocoran, masih terlalu banyak penyelewengan, masih terlalu banyak korupsi, masih terlalu banyak manipulasi yang dilaksanakan justru di tubuh pemerintahan, di tubuh kekuasaan,” tegas Prabowo, dikutip dari Kompas.com, Senin (2/6/2025).

Pidato tersebut disampaikannya dalam pengarahan khusus usai upacara kenegaraan, yang tidak hanya menandai penghormatan terhadap nilai-nilai Pancasila, tetapi juga menjadi momentum refleksi kondisi bangsa. Prabowo tidak berbicara dengan gaya normatif. Ia menyampaikan kekecewaannya secara lugas terhadap pejabat dan wakil rakyat yang dinilainya lebih sibuk mengurus kepentingan pribadi atau kelompok, ketimbang menjalankan amanah rakyat. Ia bahkan menyebut korupsi sebagai “penyakit akut” yang menggerogoti fondasi bangsa, meskipun reformasi telah bergulir selama lebih dari dua dekade.

“Kalau pemimpin rusak, negara ikut rusak. Kalau ikan busuk, busuknya dari kepala,” kata Prabowo, menyampaikan perumpamaan yang tajam namun bermakna mendalam. Dikutip dari Kompas.com

Menurutnya, perubahan sejati tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik atau ekonomi. Pondasi utama bangsa adalah moralitas dan integritas para pemimpinnya. Ia menyerukan agar para pejabat berhenti menyalahgunakan kekuasaan dan mulai mengabdi sepenuhnya kepada kepentingan rakyat.

Ia juga menekankan bahwa bangsa Indonesia tidak kekurangan sumber daya maupun kecerdasan, tetapi justru tersandera oleh mentalitas para elite yang tidak jujur. Sikap mental yany tidak jujur inilah yang nantinya akan berdampak buruk bagi negara. Dalam pemerintahan yang akan dipimpinnya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menindak tegas siapa pun yang terbukti melakukan penyalahgunaan jabatan, terutama jika itu untuk kepentingan pribadinya sendiri.

Pidato ini langsung menyulut respons dari berbagai kalangan—akademisi, pengamat politik, hingga masyarakat umum—yang menilai bahwa Prabowo tengah mengirimkan sinyal kuat: “era toleransi terhadap korupsi sudah berakhir”. Pemerintahannya disebut akan mengedepankan prinsip bersih, transparan, dan berpihak pada rakyat kecil.

Dalam suasana penuh makna Hari Kesaktian Pancasila, pernyataan Prabowo tak hanya menjadi peringatan bagi para pejabat, tetapi juga harapan baru bagi rakyat—bahwa bangsa ini sedang menuju perubahan yang lebih baik lagi. Tentunya lebih adil dan tentunya tidak abai terhadap rakyat kecil, serta dipimpin oleh semangat integritas dan keadilan.

 

Reporter: Rhofi Dzar Tsania F / Sheilatul Uftavia / Siti Fadhilah Nur Ilma

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top