SOLUTIF

Petani Desa Bektiharjo Rugi Dengan Harga Jagung yang Makin Hari Makin Turun Harga

Hasil panen jagung milik salah satu warga Desa Bektiharjo

TUBAN (28/03/25)- Petani desa Bektiharjo Semanding Tuban resah dengan hasil panen jagung tahun ini dan harga yang relatif rendah, harga yang tidak sebanding dengan jerit payah perawatan jagung tahun ini yang banyak terserang hama, membuat para petani lebih banyak mengeluarkan uang untuk perawatan jagung. Curah hujan yang tidak menentu juga menjadi penghambat panen tidak stabil yang seharusnya sekali panen bisa dapat 85 karung, tahun ini petani hanya bisa panen separuhnya.

“Panen tahun ini anjlok mbak, hanya dapat setengah dari tahun kemarin, bisanya saya sekali panen dapat 85 karung, tahun ini 40 karung saja gak ada,” Ujar bapak Raskum, petani Desa Bektiharjo.

Dengan hasil panen yang kurang stabil, petani Desa Bektiharjo juga di resahkan dengan harga jagung yang relatif rendah, yang membuat mereka rugi tidak bisa mengembalikan uang perawatan dan juga tenaga yang di keluarkan untuk merawat jagung.

“Udah panen sedikit harga juga murah, setiap harinya turun harga. Sekarang harga 4.400 padahal kemarin masih 4.500,” Ujarnya.

Petani juga menyebut sebelum musim panen, harga jagung sempat dikabarkan mengalami kenaikan di harga Rp 4.900 an per kg, hingga musim panen tiba, harga jagung justru mengalami penurunan. Dikutip dari Kontan.co.id, Pemerintah sudah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung sebesar Rp 5.500 per kg. Implementasi HPP ini juga demi menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani. Tentunya kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pemenuhan pangan nasional. Penetapan harga ini untuk melindungi petani dari ketidakpastian harga yang merugikan serta memastikan harga jagung tetap kompetitif bagi para industri. Dengan HPP sebesar Rp5.500 per kg, diharap keseimbangan antara produsen dan konsumen tetap terjaga.

Para petani berharap Pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga jagung sejalan dengan HPP, agar petani tidak mengalami kerugian. Petani juga berharap pemerintah dapat mengurai pola penurunan harga jagung agar petani dapat kejelasan harga.

Reporter: Siti Maulidha / M Sandy Prakoso

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top