SOLUTIF

Mengenang R.A Kartini : Sejarah Singkat Sang Pelopor Kebangkitan Wanita

Potret R.A. Kartini (Wikipedia)

(22/04/2025) – Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, atau yang lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang dikenal luas atas dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak dan emansipasi wanita. Lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah, Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang bupati Jepara yang cukup progresif, meskipun tradisi dan adat istiadat saat itu masih sangat membatasi ruang gerak wanita. Namun Kartini sebagai seorang putri bangsawan memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan, meskipun terbatas. Ia bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar Belanda, hingga usia 12 tahun.

Setelah itu ia dipingit dirumah, sampai waktu menikah. Semasa itu Kartini banyak membaca buku dan surat kabar, dari situ pemikirannya mulai terbuka terhadap gagasan-gagasan kemajuan, terutama mengenai kedudukan wanita. Gagasan Kartini tersebut dituang kedalam surat surat yang dikirim kepada teman teman Belandanya, seperti Tuan EC Abendanon, Ny MCE Ovink-Soer, Zeehandelaar, Prof Dr GK Anton dan Ny Tuan HH von Kol, dan Ny HG de Booij-Boissevain. Surat surat tersebut akhirnya diterbitkan dibelanda dengan judul Door Duisternis tot Licht, yang lebih kita kenal sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang. Dilansir dari IniSumedang.Com dari Wikipedia.

Meskipun hidup dalam keterbatasan tradisi, ia berusaha mendobrak batasan-batasan tersebut, Melalui surat-surat tersebut, ia mengungkapkan pemikiran-pemikirannya tentang ketidakadilan gender, keterbatasan pendidikan bagi wanita Jawa, praktik poligami, dan keinginan untuk memajukan kaumnya. Ia bermimpi agar wanita Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri. Namun perjuangan Kartini tidak hanya sebatas tulisan tangan, masih banyak perjuangan Kartini untuk memajukan wanita di Indonesia, seperti didirikanya sekolah untuk anak-anak perempuan di kediamannya di Rembang, dan masih banyak lainya.

Beliau wafat pada tanggal 17 September 1904, beberapa hari setelah melahirkan putra tunggalnya, Soesalit Djojoadhiningrat. Meskipun demikian, pemikiran dan perjuangan R.A. Kartini memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan emansipasi wanita di Indonesia.

Hingga kini setiap tahun, pada tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya dan melanjutkan semangat perjuangannya dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih adil dan setara bagi semua.

Reporter : Muhammad Syahroni / Natasya Sahana

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top