
Tuban, sindonews.com – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kebutuhan akan talenta-talenta inovatif, metode pembelajaran Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM) semakin menjadi sorotan. Pendekatan lintas disiplin ini tidak hanya fokus pada penguasaan materi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Di Indonesia, berbagai institusi pendidikan mulai mengadopsi dan mengimplementasikan STEAM sebagai strategi utama untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. Citra Dewi, pakar pendidikan dari Universitas Nusantara, dalam gelaran Festival STEAM Indonesia yang digelar pada 17 Maret 2025.
Penerapan metode STEAM membawa angin segar dalam dunia pendidikan. Berbeda dengan metode tradisional yang cenderung terfragmentasi, STEAM mengintegrasikan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan seni dalam satu kesatuan. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk melihat koneksi antar disiplin ilmu, memahami konsep secara lebih mendalam, dan menerapkannya dalam konteks dunia nyata.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga terus mendorong adopsi metode STEAM di berbagai jenjang pendidikan. Berbagai pelatihan guru dan pengembangan modul pembelajaran berbasis STEAM menjadi salah satu prioritas. Diharapkan, dengan semakin meluasnya implementasi STEAM, Indonesia akan mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki daya saing global dan mampu menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa.
“Kami melihat bahwa STEAM bukan hanya sekadar akronim, melainkan sebuah filosofi pembelajaran yang transformatif,” ujar Dr. Citra Dewi, seorang pakar pendidikan dari Universitas Nusantara. Dikutip dari sindonews.com.
“Dengan STEAM, siswa tidak hanya menghafal rumus atau teori, tetapi mereka diajak untuk merancang, membangun, menguji, dan bahkan menciptakan solusi inovatif. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk mengasah keterampilan berpikir komputasional, analitis, dan yang terpenting, kreativitas mereka,” imbuh Dr. Citra Dewi. Dikutip dari sindonews.com.
“Misalnya, ketika mempelajari energi terbarukan, siswa membuat prototipe turbin angin sederhana dari bahan daur ulang. Mereka belajar fisika, teknologi, desain, dan juga nilai lingkungan secara bersama,” ungkap Abdul Mu’ti Menteri Mendikdasmen, dalam acara Bincang Program Sekolah 2025 di Jakarta. Dikutip dari sindonews.com.
Metode STEAM menekankan integrasi antara lima disiplin ilmu tersebut dalam satu pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan kontekstual. Tujuannya adalah untuk mendorong siswa berpikir kritis, memecahkan masalah nyata, serta menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berinovasi.
Para ahli pendidikan menilai, metode STEAM adalah salah satu kunci untuk menyiapkan generasi muda menghadapi revolusi industri 4.0 dan 5.0 di mana kreativitas dan pemecahan masalah menjadi keterampilan utama yang dibutuhkan di dunia kerja masa depan.
Penerapan STEAM juga telah terbukti meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Dengan model Project-Based Learning, siswa lebih aktif mengeksplor ide, berkolaborasi dalam tim dan menyajikan solusi kreatif terhadap tantangan yang diberikan guru.
Dengan terus mengembangkan kurikulum dan pelatihan guru yang mendukung pembelajaran STEAM, diharapkan siswa Indonesia tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap berkontribusi dalam menciptakan inovasi bagi masyarakat.
Reporter: Dea Catur Wahyu Ambarwati/ Erlina Alfira Qurrotu Aini/ Sheilatul Uftavia