
Tuban- Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban menggelar pentas teater di Lorong Bahasa Unirow Tuban. Pementasan teater ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) 3 mata kuliah drama pada Sabtu (18/01/2025) malam.
Pementasan teater ini menyuguhkan penampilan 3 kelompok teater yang sangat luar biasa. Dimulai dengan penampilan pertama dari kelompok 2 yang membawakan judul naskah “Dukun-dukunan” karya Puthut Buchori dan disutradarai oleh Rahma Aqila, mahasiswa PBSI angkatan 2023. Kemudian dilanjut dengan penampilan kelompok 3 dengan judul naskah “Warkop PS (Para Setan)” karya Amalia Safitri, mahasiswa PBSI angkatan 2022 yang disutradarai oleh Dina Aksana, mahasiswa PBSI angkatan 2023. Dan ditutup dengan penampilan dari kelompok 1 yang membawakan judul naskah “Los Bagados De Los Pencos” karya W.S Rendra yang disutradarai oleh Alfa Rusdiana Rusda, mahasiswa PBSI angkatan 2023.
Dalam pementasan ini tentunya banyak pesan yang dapat diambil oleh penonton. Penampilan Dukun-dukunan yang memberikan pesan agar kita sebagai orangtua tidak boleh berbohong serta tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak karena setiap anak memiliki potensi masing-masing. Kemudian penampilan Warkop PS (Para Setan) yang memberikan pesan agar kita bisa selalu menjaga sikap dan ucapan kita dimanapun kita berada. Serta penampilan Los Bagados De Los Pencos yang menggambarkan kondisi kepemimpinan yang tidak adil dan memberikan pesan agar para pemimpin dapat lebih peduli terutama kepada rakyat kecil.
Untuk memberikan penampilan terbaiknya, setiap kelompok sudah melakukan latihan sejak tiga bulan yang lalu. “Persiapannya sekitar 3 bulan, pertama memahami naskah untuk para pemain, setelah paham mencoba latihan, kemudian menentukan pola lantai,” ujar Dina Aksana selaku sutradara dari kelompok 3.
Berbagai persiapan telah dilakukan oleh setiap kelompok, dimulai dengan pencarian naskah, casting, memahami naskah, latihan, penentuan pola lantai hingga pembuatan properti pentas. Masing-masing kelompok juga mengalami kendala selama masa persiapan. Kendala yang paling sering dialami yaitu sulitnya untuk mengatur jadwal latihan karena beberapa mahasiswa ada yang bekerja dan ada juga yang mengikuti organisasi.
Sementara itu, Rahma Aqila, sutradara kelompok 2, menjelaskan bahwa ia selalu mengadakan mediasi dan voting untuk menentukan jadwal latihan agar semua anggota kelompok bisa hadir. Selain itu, ia juga tidak hanya menekan aktor saja untuk latihan namun juga dari tim produksi dengan tujuan agar semua dapat ikut andil dalam persiapan pementasan.
“Kesannya luar biasa sekali, sebelum pentas ini aku sendiri dari angkatan 2023 mungkin temen-temen sebelumnya belum terlalu solid karena kelompok ini bukan dari satu sirkel. Kesannya kita jadi lebih bersahabat, lebih mengetahui satu sama lain. Kesannya banyak sekali pokoknya, justru lebih banyak diambil ketika latihan bukan saat pentas ini sebenernya,” tutur Rahma Aqila saat diwawancarai.
“Harapan untuk pentas ini mungkin untuk teman-teman dari internal sendiri semoga bisa lebih solid lagi, bisa bersahabat dimanapun dan kapanpun, serta bisa mengenal drama lebih dalam lagi. Dan untuk eksternalnya dari penonton semoga bisa mengambil pesan yang disampaikan dari drama ini” imbuhnya menutup wawancara. (Sheilatul Uftavia/Mei)
Reporter : Sheilatul Uftavia