SOLUTIF

Lepay: Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Liga Pro

Potret kecil Muhammad Luthfiansyah saat menjuarai pertandingan bola
Sumber: Dikutip dari ig futsal series

Tuban (02/05/2025) – Muhammad Luthfiansyah atau biasa dikenal Lepay, nama yang mungkin terdengar akrab di kalangan pecinta sepak bola dan futsal tanah air, adalah sosok muda yang mencerminkan semangat pantang menyerah. Julukan “Lepay” diberikan oleh teman-temannya sejak kecil karena tubuhnya yang kecil namun lincah di lapangan. Seiring waktu, nama itu menjadi simbol perjuangan dan konsistensi.

Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, Lepay telah menaruh minat besar terhadap sepak bola. Ia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) dan menunjukkan perkembangan pesat. Salah satu pencapaian awalnya yang membanggakan adalah saat ia berhasil membawa timnya menjuarai Danone Banten dan meraih peringkat keenam nasional dalam turnamen Danone se-Indonesia.

Perjalanan panjangnya di dunia sepak bola terus berlanjut melalui berbagai kompetisi seperti Liga Topskor dan Liga Kompas. Ia juga tampil di ajang bergengsi tingkat daerah dan nasional seperti POPDA, PORPROV, dan Piala Suratin bersama Persikota U-17. Tidak berhenti di situ, ia pun berhasil menembus skuad Persita U-20 dan bahkan mendapat kesempatan untuk trial bersama tim senior.

Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Karena tidak memiliki agen yang dapat mengurus kontraknya, namanya terpaksa dicoret dari daftar pemain senior Persita. “Waktu itu rasanya jatuh banget. Dua tahun di Persita, tapi nggak ke mana-mana. Saya sempat berpikir buat berhenti main bola,” ujar Lepay.

Keputusan itu tidak berlangsung lama. Ia memutuskan untuk beralih ke dunia futsal dan mulai menata ulang kariernya. Bersama STIE BP, ia menjuarai NCFS Jakarta dan menjadi pemain kunci. Karier futsalnya berlanjut di Liga Nusantara DKI dengan pencapaian sebagai runner-up, kemudian bermain di Linus Nasional meski gagal melaju ke 16 besar karena selisih poin.

Titik balik datang ketika ia memutuskan untuk naik kasta ke Liga Pro dan bergabung dengan Kinantan Medan. Sayangnya, musim itu timnya terdegradasi. Namun, performa pribadi Lepay tetap mengesankan hingga ia berhasil lolos seleksi tertutup dan direkrut oleh Halus FC Jakarta  klub profesional yang kini ia bela.

“Di Halus FC saya masih adaptasi, tapi saya yakin bisa dapat menit bermain lebih banyak seperti musim lalu. Yang penting saya tetap kerja keras dan terus berkembang,” kata Lepay optimis.

Meski pernah mengalami cedera seperti engkel, patah tangan, dan robek di pelipis akibat duel bola atas, semangat bermainnya tidak pernah surut. Ia percaya bahwa performa tidak hanya soal skill, tetapi juga tentang kemampuan beradaptasi dengan tim dan strategi pelatih.

Kini, Lepay terus melangkah maju. Kisah hidupnya adalah bukti bahwa kegigihan, kerja keras, dan cinta pada permainan bisa membawa seseorang melewati berbagai tantangan dan menuju kesuksesan. Bagi Lepay, perjuangan belum selesai dan ia siap menuliskan bab-bab baru dalam karier profesionalnya.

 

Reporter: Muhammad Aldi Saputra / Anjar Sli Julianzani / S. Fadhilah N. I.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top