SOLUTIF

Candi Bulujowo, Jejak Sejarah yang Kini Menunggu Kepedulian

Papan larangan di area Candi Bulujowo berisi peringatan hukum bagi pelanggar situs cagar budaya. (Foto: Dok. Pribadi)

SOLUTIF, Tuban- (02/07/2025) – Di tengah hiruk-pikuk perkembangan zaman, sebuah situs sejarah kuno masih berdiri kokoh dan menyimpan cerita masa lalu di Desa Bulujowo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Abdul Rohim, warga Desa Bulujowo, menyampaikan bahwa keberadaan Candi Bulujowo telah lama dikenal masyarakat setempat sebagai situs peninggalan sejarah kuno yang jarang diketahui, namun sarat akan nilai budaya dan spiritual. Candi tersebut terletak di Dusun Krajan, Desa Bulujowo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan menjadi bukti fisik dari jejak masa lampau yang hingga kini masih berdiri, meski dalam kondisi kurang terawat.

Untuk mencapai lokasi candi, pengunjung harus menempuh perjalanan kaki sejauh kurang lebih 500 meter dari permukiman warga. Letaknya yang berada di tengah area persawahan dan semak belukar menjadikan situs ini tersembunyi dari pandangan umum. “Kalau tidak tahu tempatnya, pasti akan sulit menemukannya karena letaknya memang tersembunyi di balik ladang dan pepohonan,” ujar Abdul Rohim saat ditemui di dekat lokasi candi. Ia menambahkan bahwa minimnya penunjuk arah dan akses jalan menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang tidak menyadari keberadaan situs ini, bahkan oleh sebagian warga Tuban sendiri.

Candi Bulujowo merupakan sebuah struktur kuno yang diperkirakan berasal dari masa kerajaan Hindu-Buddha, meskipun hingga kini belum ditemukan prasasti ataupun bukti tertulis yang dapat memberikan penanggalan pasti yang bisa mengonfirmasi era pembangunannya atau keterangan jelas mengenai siapa pendirinya. Struktur candi ini dibangun dari batu bata merah yang khas, mirip dengan beberapa candi lain di pesisir utara Jawa. Meski telah mengalami pelapukan, bentuk dasar dan beberapa reliefnya masih dapat dikenali.

Bentuk dasar candi masih tampak jelas, meskipun telah mengalami pelapukan akibat faktor usia dan minimnya perawatan. Beberapa bagian relief masih terlihat, menunjukkan kemungkinan fungsi candi sebagai tempat ibadah atau simbol kekuasaan spiritual pada masa lampau. Sejumlah arkeolog memperkirakan bahwa Candi Bulujowo memiliki keterkaitan dengan masa Kerajaan Majapahit, atau bahkan masa sebelumnya, mengingat posisi strategis Tuban yang dahulu merupakan pelabuhan penting serta pusat persebaran budaya Hindu-Buddha di Jawa Timur.

“Dulu, orang-orang hanya mengira ini tumpukan batu bata tua yang tidak penting. Tapi sekitar awal tahun 2000-an, barulah banyak peneliti dan komunitas budaya mulai datang dan menelusuri sejarah tempat ini,” tutur Abdul Rohim, mengenang awal mula perhatian terhadap Candi Bulujowo.

Sejak saat itu, beberapa inisiatif pelestarian mulai dilakukan oleh masyarakat lokal, khususnya oleh komunitas pecinta sejarah dan pelestari budaya. Namun, upaya tersebut masih bersifat swadaya dan belum mendapat dukungan menyeluruh dari pemerintah. Meski Pemerintah Kabupaten Tuban telah melakukan survei awal terhadap situs ini, hingga kini belum ada langkah nyata berupa pemugaran atau penetapan resmi status cagar budaya.

“Kami berharap pemerintah tidak menutup mata. Candi ini bukan hanya milik warga Bulujowo, tapi warisan untuk anak cucu kita semua,” ungkap Abdul Rohim dengan nada harap.

Candi Bulujowo saat ini berdiri dalam kesunyian, menjadi saksi bisu peradaban masa lalu yang pernah berjaya di bumi Tuban. Keberadaannya menuntut perhatian lebih, bukan hanya sebagai objek wisata sejarah, tetapi sebagai bagian dari identitas budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Dengan kepedulian bersama, diharapkan situs ini dapat dirawat, dikaji lebih dalam, dan dikenalkan kepada generasi muda sebagai bukti bahwa sejarah besar pernah hidup di pelosok desa.

 

Reporter: Ahmad Najich Saputra/ Silva Ayu Triani/ Sheilatul Uftavia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top