SOLUTIF

BISNIS THRIFTING DI REMBANG : TREND YANG BERKELANJUTAN SAMPAI SEKARANG

 

Rembang – Bisnis thrifting, atau jual beli barang bekas,  kini semakin berkembang di Rembang. Tren ini tidak hanya menjadi alternatif belanja yang lebih terjangkau, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Dengan semakin banyaknya toko-toko thrifting yang bermunculan, fenomena ini telah menarik minat berbagai kalangan, dari kalangan muda hingga orang dewasa.

Bisnis thrifting adalah kegiatan jual beli pakaian bekas yang masih layak pakai, biasanya dengan harga lebih terjangkau dibandingkan produk baru. Konsep ini sejalan dengan gaya hidup berkelanjutan (sustainable living), yang mengutamakan pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah ada untuk mengurangi limbah dan konsumsi barang baru.

Selain pakaian, beberapa toko thrifting juga menjual barang-barang lainnya seperti sepatu, tas, dan aksesori bekas yang masih dalam kondisi baik. Di Rembang, bisnis thrifting telah menarik perhatian banyak konsumen yang ingin berbelanja dengan harga lebih murah tanpa harus mengorbankan kualitas. Banyak toko thrifting yang menawarkan berbagai koleksi pakaian dengan harga yang sangat bersaing, dan beberapa bahkan menyasar pasar anak muda yang ingin tampil stylish tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Salah satu toko yang cukup dikenal di Rembang adalah Fortunato Store, yang menawarkan berbagai pilihan pakaian bekas berkualitas dengan harga terjangkau. Tidak hanya itu, beberapa event thrifting juga diadakan di Rembang, seperti RTF, yang menjadi ajang bagi para penggemar thrifting untuk berburu barang-barang unik dengan harga murah.

Dimas, salah satu konsumen mengaku senang dan puas karena mendapat barang yang di inginkan dengan harga yang murah dan kualitas barang yang di beli sesuai dengan harapan. “Selain harga yang lebih terjangkau, bisnis thrifting juga memberikan banyak manfaat lain, terutama dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Menggunakan barang bekas dapat mengurangi kebutuhan akan produksi pakaian baru, yang pada gilirannya membantu mengurangi sampah tekstil yang semakin meningkat,” jelasnya.

Heru teman Dimas juga sebagai salah satu pemilik toko thrift di Rembang menjelaskan, untuk pengunjung acara RTF rata-rata di dominasi oleh kalangan anak SMA, selebihnya ada orang tua namun jumlahnya kecil. Untuk harga pakaian bekas sendiri berbeda-beda, mulai dari Rp50.000 sampai jutaan.“Harga relatif sih, disini ada T-shirt, hoodie, tracktop, kemeja, flannel, celana, sepatu lengkap. Nah untuk harga termurah mungkin di T-shirt sih mulai Rp50.000, kalau Rp120.000 dapat tiga gitu. Tapi kalau yang termahal kita sampai satu jutaan, karena ada niai historys nya,” pungkas Heru.

Reporter : Satria Yudha Mustofa

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top