
Tuban, 13 Juni 2025 – Siapa sosok di balik lagu-lagu menyentuh seperti Secukupnya, Evaluasi, dan Rumah ke Rumah? Apa yang mendorongnya menulis lagu penuh makna, di mana ia berkarya dan tumbuh sebagai musisi, dan kapan ia mulai meniti jalur sebagai suara generasi muda Indonesia? Baskara Putra, atau lebih dikenal publik dengan nama panggung Hindia, adalah salah satu penyanyi-penulis lagu paling berpengaruh yang muncul dari ibu kota Jakarta dalam satu dekade terakhir. Lahir pada 22 Februari 1994 di Jakarta, Baskara tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendorong kebebasan berpikir dan berkarya. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Indonesia, jurusan Ilmu Komunikasi, yang turut membentuk cara pandangnya terhadap realitas sosial. Sebelum dikenal sebagai Hindia, Baskara merupakan vokalis grup band rock alternatif .Feast, yang juga dikenal vokal dalam menyuarakan kritik sosial dan politik melalui musik.
Nama Hindia mulai dikenal luas setelah merilis album solo debutnya bertajuk Menari Dengan Bayangan pada tahun 2019. Album ini menjadi fenomena tersendiri karena memuat lirik-lirik yang sangat personal, menyentuh, dan relatable dengan keresahan kaum muda urban Indonesia. Lagu-lagunya tidak hanya berbicara tentang cinta, tetapi juga tentang kecemasan, tekanan sosial, dan pencarian jati diri. Dalam sebuah wawancara dengan Ivan Syahputra, manajer lama Hindia yang telah mendampinginya sejak awal karier solo, terungkap bahwa proses kreatif Baskara selalu bersumber dari pengalaman pribadi.
“Baskara itu jujur banget kalau nulis lagu. Dia nggak peduli harus catchy atau viral. Yang penting, lagunya harus punya makna buat dia dulu, baru buat orang lain,” ujar Ivan dari pophariiini.
Lebih lanjut, Ivan menambahkan bahwa Hindia sering menghabiskan waktu berjam-jam sendiri untuk menulis lirik, mendengarkan demo kasar, dan merenungkan perasaan yang ingin ia sampaikan.
“Baskara itu nggak takut untuk membuka luka di depan publik. Lagu-lagunya kayak ruang curhat yang aman buat orang-orang yang nggak bisa ngomong langsung. Dia punya cara menyampaikan rasa sakit yang sangat puitis tapi tetap jujur,” kata Rara dari wawancara langsung youtube signature time.
Tidak hanya soal musik, Hindia juga dikenal aktif menyuarakan pentingnya kesehatan mental. Ia sering membagikan kisah perjuangannya melawan burnout dan kecemasan melalui media sosial, podcast, dan berbagai forum diskusi. Di beberapa konsernya, Hindia bahkan menyelipkan pesan-pesan reflektif agar pendengarnya tidak merasa sendirian dalam menghadapi tekanan hidup.
Dalam video wawancara yang diunggah ke kanal YouTube-nya pada 2023, Baskara menyatakan, “Gue nulis lagu bukan buat jadi hits. Gue nulis karena gue butuh tempat untuk nyimpan semua rasa yang nggak bisa gue jelasin. Kalau ternyata itu bisa bantu orang lain merasa lebih baik, itu bonus yang besar.”
Kini, di tengah kesibukannya mempersiapkan album studio keduanya, Baskara Hindia tetap menunjukkan konsistensinya dalam menyuarakan kegelisahan zaman. Ia menyebutkan bahwa karya barunya nanti akan lebih eksperimental dari sisi produksi, tapi tetap mengusung tema-tema psikologis dan eksistensial yang dekat dengan pendengarnya. Bagi banyak anak muda, Hindia bukan sekadar musisi. Ia adalah teman yang tidak dikenal secara langsung, tapi mengerti isi hati mereka. Ia menjadi simbol bahwa musik bisa menjadi tempat berlindung, bukan hanya hiburan. Dengan segala kompleksitasnya, Baskara Hindia adalah cermin dari generasi yang belajar menerima luka, memaknai hidup dengan segala absurditasnya, dan terus mencari tempat untuk “menari dengan bayangan”.
Reporter : Imanda Najwa Kirana D/Khoirul Fatimah/M. Sandy Prakoso