
Tuban, 21 Januari 2025 – Setiap Desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing, begitu juga dengan Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Nama desa yang lebih di kenal dibenak masyarakat dengan sebutan Desa Ngaglik. Kepala Desa Karangagung Aji Agus Wiyoto menceritakan asal usul Desa Karangagung. Ia mengatakan bahwa sejarah Desa Karangagung hanya berdasarkan cerita dongeng dari mulut ke mulut oleh para sesepuh Desa Karangagung. Karena tidak adanya bukti dokumen yang bisa di jabarkan terkait asal usul Desa Karangagung.
Seperti namanya bahwa Karangagung itu berasal dari kata “Karang” dan “Agung”. Dalam bahasa jawa, ”Karang” artinya bebatuan sedangkan ”Agung” artinya besar.
“Dalam bahasa jawa batu karang itu simbol sesuatu yang kuat, keras, dan mampu menahan terjangan ombak, jadi ini sesuai dengan karakter masyarakat desa Karangagung yang keras, kokoh, dan mampu menghadapi tantangan dan rintangan,” ujar Aji Agus Wiyoto selaku Kepala Desa Karangagung.
“Kata agung itu berarti besar yang merupakan simbol masyarakat desa yang pekerja keras dan ulet. Jadi Karangagung itu bisa diartikan ombak yang besar yang bisa menghanyutkan apa saja. itu makna filosofi dari Desa Karangagung,” imbuhnya.
Selain memiliki nama administrasi, Desa Karangagung juga memiliki nama non administrasi yang sebutannya sangat populer di benak masyarakat biasa disebut dengan Desa Ngaglik yang berarti (Oglak-Aglik). Dalam ceritanya di sebut oglak-aglik karena dulu ada sebuah gubuk yang berdiri ditengah-tengah tambak, walaupun di terpa angin kencang namun gubuk itu tidak rubuh dan masih kokoh hanya oglak-aglik saja, dari sanalah sebutan pertama kali Desa Ngaglik muncul sebelum mengubah nama administrasi menjadi Desa Karangagung
Dulu Desa Ngaglik terbagi menjadi dua wilayah saja, yaitu sebelah barat disebut Njangon (Karangagung Barat) dan sebelah timur disebut Nyamplung (Karangagung Timur). Setelah melewati masa yang panjang secara administrasi akhirnya Desa Karangagung dibagi menjadi 3 Dusun, yaitu Dusun Karangagung Barat, Dusun Karangagung Tengah, dan Dusun Karangagung Timur.
“Mayoritas mata pencaharian Desa Karangagung adalah nelayan, makanya di Karangagung ada korsen perahu, jatenan, dan lain sebagainya. Selain mata pencaharian sebagai nelayan masyarakat juga ada usaha yang terkait dengan perikanan, misalnya usaha ikan pindang, ikan asap, ikan asin, petis, dan yang paling terkenal di Desa Ngaglik produksi trasi yang sudah terkenal di berbagai kota besar,” jelasnya.
Desa Karanagung juga memiliki tradisi nelayan yang dinamakan “Mbabakan” atau “Sedekah Laut” yang telah menjadi ritual masyarakat nelayan atas wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Agung yang masih dilakukan hingga sekarang.
“Acara babakan biasanya di adakan setiap 1 atau 2 tahun sekali, acara mbabakan di isi dengan acara pagi hari yaitu arak-arakan perahu dengan membawa tumpeng yang di bawa dari darat menuju ke tengah laut lalu dimakan bersama-sama, acara siang di lanjut tayuban dan wayang kulit, dan acara yang terakhir penutupan yaitu pengajian dan sholawatan,” tutupnya. (Dea Catur Wahyu Ambarwati/Mei)
Reporter : Dea Catur Wahyu Ambarwati