
Tuban- Keputusan pemerintah untuk merumahkan ratusan guru honorer di beberapa kota menjadi pukulan berat bagi dunia pendidikan setempat. Pasalnya dalam situasi ini banyak sekolah sangat bergantung pada tenaga guru honorer, kebijakan ini berpotensi melumpuhkan proses belajar mengajar dan merenggut hak anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, jum’at (14/3/25).
Guru honorer selama ini telah menjadi tulang punggung pendidikan, mereka mengabdi dengan penuh dedikasi, walaupun sering kali di berikan upah yang jauh dari kata layak. Merumahkan mereka karena masalah administratif seperti ketiadaan Surat Keputusan (SK) baru menunjukkan bahwa aspek birokrasi masih menjadi penghalang bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia.
Pemerintah daerah perlu bergerak cepat, berkoordinasi intensif dengan pemerintah pusat untuk mempercepat penerbitan SK baru. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan mengabaikan kebutuhan para guru sama saja mengabaikan masa depan gerenasi muda Indonesia.
Di tengah memanasnya situasi ini, ketegaran para guru honorer yang tetap bersabar dan mendukung satu sama lain menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekedar profesi, tetapi panggilan hati. Untuk itu sudah seharusnya pengorbanan ini dibalas dengan kebijakan yang adil.
Anak-anak generasi muda Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, dan itu tidak mungkin tanpa para guru yang berdiri di depan kelas menyambut kedatangan mereka dengan semangat belajar. Semoga pemerintah segera menemukan solusi yang tepat agar pendidikan di Indonesia ini tidak berhenti dan pengabdian para guru honorer tidak berakhir sia-sia.
Reporter: Dea Catur Wahyu Ambarwati / Nofiana