
SOLUTIF, Lamongan-(20/06/2025) – Di tengah hiruk pikuk Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, Lamongan, sebuah warung sederhana telah menjadi legenda kuliner lokal. Warung Rujak Bu Leli ini adalah satu-satunya bisnis rujak yang ada di Desa Sendangharjo. Dari banyaknya warung rujak yang ada di Desa Sendangharjo, warung Bu Leli merupakan warung yang tetap bertahan hingga sekarang. Warung Bu Leli memiliki keunikan tersendiri di Sendangharjo.
“Ini satu-satunya warung rujak di desa ini,” ungkapnya.
Tak heran jika warung ini selalu ramai pengunjung, baik yang datang langsung maupun memesan secara online. Dalam sehari, Bu Leli bisa mengantongi pendapatan yang bervariasi.
“Paling sedikit itu Rp100.000, kalau lagi ramai bisa sampai Rp500.000, tapi rata-rata, pendapatan harian saya itu sekitar Rp300.000,” jelasnya.
Didirikan sekitar delapan tahun yang lalu, bisnis ini sudah sangat terkenal. Pelanggan Bu Leli bukan hanya dari Desa Sendangharjo saja, tapi ada juga yang dari Pambon, Lembor, hingga di Brondong.
“Pelanggan saya yang dari Brondong itu pasti selalu order tiap dua hari sekali,” ujarnya.
Kunci utama popularitas rujak Bu Leli terletak pada cita rasa rujaknya yang khas dan tak tertandingi. Dengan rasa rujak yang konsisten dan selalu menggunakan buah-buahan segar setiap hari, serta rasanya yang berbeda dari rujak lainnya. Itulah yang membuat pelanggan Bu Leli selalu kembali lagi. Kelezatan rujak ini tak hanya memikat lidah warga Sendangharjo, namun juga menyebar hingga ke daerah tetangga.
Kemudahan akses menjadi nilai tambah bagi Warung Rujak Bu Leli. Pelanggan dapat menikmati rujak legendaris ini baik secara online maupun offline. Ini membuktikan adaptasi Bu Leli terhadap perkembangan zaman, memastikan rujaknya tetap mudah dijangkau oleh siapa saja.
Tak hanya rujak, Warung Bu Leli juga menawarkan beragam minuman dingin yang menyegarkan, sangat pas dipadukan dengan pedasnya rujak. Aneka es ini menjadi pelengkap kuliner di warungnya.
“Selain rujak, saya juga jual es. Ada es cendol, es jeruk, es blewah, dan es campur,” jelas Bu Leli.
Menariknya, Bu Leli tidak hanya terpaku pada bisnis kuliner. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, ia juga menyediakan berbagai produk non-kuliner.
“Di sini juga ada sabun, sampo, ciki-ciki, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Jadi, sambil beli rujak, pelanggan bisa sekalian belanja keperluan rumah,” ungkapnya.
Inisiatif ini menjadikan warungnya sebagai toko serba ada. Alasan Bu Leli mendirikan bisnis ini adalah karena dia merupakan ibu rumah tangga yang tidak suka bertani, sehingga dia lebih memilih berbisnis rujak. Kini, bisnis rujaknya telah menjadi salah satu yang paling dikenal di daerah tersebut.
Kisah Warung Rujak Bu Leli adalah bukti nyata bahwa dengan dedikasi, kualitas rasa yang terjaga, dan sedikit inovasi, sebuah bisnis rumahan dapat tumbuh menjadi ikon kuliner lokal yang sukses.
Reporter: Anjar Sli Julianzani/ Erlina Alfira Qurrotu Aini/ Sheilatul Uftavia