SOLUTIF

Pecel Legendaris Khas Rumahan Jadi Langganan Warga, Habis Dalam Hitungan Jam

Pecel legendaris masih menggunakan daun jati

Tuban (13/06/2025) – Di tengah banyaknya pilihan kuliner modern, nasi pecel khas rumahan milik Mak Ti tetap jadi favorit warga sejak puluhan tahun lalu. warung sederhana ini selalu ramai pembeli setiap pagi. Pecel racikan Mak Ti bukan sembarang pecel dengan bumbu kacang yang khas dan sayuran segar yang direbus setiap subuh, sajian ini sukses mempertahankan cita rasa klasik yang bikin nagih.

Mak Ti, seorang wanita paruh baya, telah merintis usaha nasi pecel sejak lama. Ia mulai berjualan di rumahnya sebagai upaya membantu perekonomian keluarga. Meski tanpa membuka warung seperti pedagang pada umumnya, rasa pecelnya yang khas dan konsisten justru membuat banyak orang datang kembali. Setiap pagi, pembeli setia rela mengantri sejak pukul 6 pagi hanya untuk menikmati nasi pecel racikan Mak Ti.

“Alhamdulillah, setiap hari selalu ramai. Pecelnya cepet habis, jadi yang mau kebagian memang harus datang pagi-pagi,” tutur Mak Ti dengan senyum ramah sambil melayani pembeli.

Ciri khas pecel Mak Ti terletak pada rasanya yang khas dan bikin nagih. Selain itu, harganya yang terjangkau juga menjadi alasan mengapa banyak pelanggan setia terus kembali. Meskipun dijual dengan harga ramah di kantong, porsi nasi pecelnya tetap melimpah dan memuaskan. Tidak ketinggalan, aneka gorengan sebagai pelengkap makin menambah kenikmatan setiap suapan. Dalam sehari, Mak Ti bisa menjual puluhan porsi nasi pecel. Bahkan, tidak jarang sebelum pukul 9 pagi, semua porsi sudah ludes terjual. Karena itulah, banyak pembeli yang sengaja datang lebih awal agar tidak kehabisan.

“Yang bikin nagih itu bumbu pecelnya, rasanya khas banget dan nggak pernah berubah dari dulu,” ujar Indah, salah satu pelanggan setia yang sudah langganan sejak masih sekolah hingga kini bekerja.

Satu hal lagi yang membuat pecel Mak Ti semakin istimewa adalah cara penyajiannya yang masih menggunakan daun jati. Aromanya yang khas menambah cita rasa pecel, sekaligus memberi sentuhan tradisional yang kini mulai jarang ditemui. Bagi sebagian pembeli, hal ini justru jadi daya tarik tersendiri dan menghadirkan nostalgia rasa pecel zaman dulu. Kini, meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Mak Ti tetap setia berjualan setiap hari. Ia dibantu oleh anak perempuannya yang perlahan mulai belajar mengelola usaha kecil ini. Harapannya, warisan kuliner khas rumahan ini bisa terus bertahan dan dinikmati oleh generasi mendatang. Dengan segala kesederhanaannya, pecel Mak Ti jadi bukti kalau makanan tradisional tetap punya tempat di hati banyak orang. Bukan cuma soal rasa, tapi juga soal kebiasaan dan cerita yang terus melekat dari waktu ke waktu.

Reporter : Natasya Sahana/Zumrotun Muayyadah Zesika/M. Sandy Prakoso

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top