
Surabaya, 31-Mei 2025 – Tri Rismaharini, atau yang akrab disapa Bu Risma, adalah sosok perempuan tangguh yang berhasil menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Beliau lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 20 November 1961. Kariernya sebagai birokrat dan pemimpin publik membawa dampak besar bagi wajah dan kehidupan sosial Kota Surabaya, terutama selama masa kepemimpinannya dari tahun 2010 hingga 2020, seperti yang dilaporkan oleh Kompas.com. Latar belakang pendidikan Bu Risma menjadi fondasi penting dalam kariernya. Beliau menempuh studi sarjana di bidang Arsitektur pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, lalu melanjutkan studi pascasarjana dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota. Kombinasi antara keilmuan teknis dan pemahaman terhadap dinamika sosial perkotaan menjadikannya mampu merancang kebijakan yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional dan berpihak pada rakyat.
“Bu Risma adalah contoh langka dari pemimpin daerah yang tidak hanya memiliki visi kuat, tetapi juga sanggup mengeksekusinya dengan nyata,” ujar Prof. A. Ramlan Surbakti, Drs., MA., Ph.D., Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, seperti dikutip dari Liputan6.com.
Salah satu pencapaian ikonik Bu Risma adalah program penghijauan kota. Di tengah tantangan urbanisasi yang masif, Beliau menciptakan ratusan taman kota yang tersebar di berbagai sudut Surabaya. Taman Bungkul menjadi simbol sukses dari program ini dan bahkan meraih penghargaan internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai taman kota terbaik di Asia tahun 2013, sebagaimana dilaporkan oleh Detik.com. Tak hanya memberikan ruang hijau, taman-taman tersebut juga berfungsi sebagai sarana interaksi sosial dan edukasi masyarakat. Selain itu, Bu Risma juga gencar melakukan reformasi sistem pelayanan publik. Ia menerapkan sistem digital dalam berbagai aspek pemerintahan, seperti perizinan, pengaduan warga, hingga pemantauan infrastruktur melalui CCTV terintegrasi. Ini membuat birokrasi di Surabaya menjadi lebih transparan, efisien, dan bersih dari praktik pungutan liar.
“Beliau berhasil menghadirkan sistem pelayanan publik berbasis teknologi yang sangat membantu masyarakat kelas bawah,” jelas Dr. Vishnu Juwono, S.E., MIA., pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, sebagaimana diberitakan oleh Sindonews.com. “Digitalisasi ini tidak hanya menghemat anggaran, tetapi juga membentuk budaya birokrasi yang lebih bertanggung jawab.” lanjutnya.
Bu Risma juga dikenal dengan pendekatannya yang manusiawi terhadap kelompok rentan, seperti anak jalanan, penyandang disabilitas, dan warga miskin. Beliau menyediakan pendidikan gratis, pelatihan keterampilan, dan fasilitas rehabilitasi sosial. Di masa kepemimpinannya, ribuan anak jalanan berhasil dikembalikan ke sekolah, dan ratusan warga difasilitasi membuka usaha mandiri.
“Dulu Surabaya sering dilihat sebagai kota industri yang kaku dan padat. Tapi sekarang, ada wajah yang lebih ramah, lebih bersih, dan penuh ruang terbuka yang manusiawi,” ungkap Lina Wahyuni, warga Kecamatan Wonokromo, yang merasakan langsung perubahan tersebut, seperti dilansir oleh Tempo.co.
Kepemimpinannya yang tegas dan merakyat juga menarik perhatian dunia internasional. Pada tahun 2015, majalah Fortune memasukkan Bu Risma ke dalam daftar 50 Pemimpin Terbaik di Dunia, bersanding dengan tokoh global lainnya, sebagaimana diberitakan oleh The Jakarta Post. Beliau juga aktif berbicara di forum-forum global terkait pembangunan kota, lingkungan, dan ketahanan sosial. Pada akhir tahun 2020, Presiden Joko Widodo menunjuk Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia. Di posisinya yang baru, Bu Risma kembali menunjukkan gaya kepemimpinan khasnya: turun langsung ke lapangan, mengontrol distribusi bantuan, dan hadir cepat di lokasi bencana.
Tri Rismaharini adalah simbol nyata dari kepemimpinan perempuan yang berani, cerdas, dan penuh kasih. Beliau membuktikan bahwa pemimpin yang baik tidak harus keras dan jauh dari rakyat, tetapi bisa hadir sebagai figur yang menginspirasi, membimbing, dan bekerja sepenuh hati untuk kepentingan bersama. Dengan segala capaian dan keteladanan yang ia tunjukkan, Bu Risma menjadi panutan bagi banyak generasi muda Indonesia, khususnya perempuan, untuk tidak ragu menempuh jalan kepemimpinan sekaligus berkontribusi dalam membangun negeri.
Reporter : Imanda Najwa/Khoirul Fatimah/M. Sandy Prakoso