SOLUTIF

Phk Massal Industri Layar Kaca : Beberapa Industri Televisi Nasional Terpuruk, Apa Alasanya ?

siaran Kompas TV (sumber foto: pinterest.com)

Tuban (23 Mei 2025) – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda industri televisi nasional dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah stasiun televisi besar, seperti KOMPAS TV, ANTV, TVRI, RRI, dan bahkan NET TV, dilaporkan merumahkan puluhan karyawan, mulai dari kru produksi hingga berbagai bagian lain. Fenomena ini memicu keprihatinan publik dan menimbulkan pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar industri yang pernah begitu berjaya ini?.

“Tak terasa inilah akhir perjalanan panjang Kompas Sport Pagi selama hampir 12 tahun. Kami hadir menemani Anda dengan berbagai macam berita olahraga baik dari dalam maupun luar negeri, serta kabar inspiratif dari atlet kebanggaan Indonesia dan dunia,” ucap Gita (Presenter Kompas Sport Pagi) dikutip dari KOMPAS.com. Itulah salah satu moment emosional perpisahan KOMPAS TV, yang belakangan ini viral di berbagai sosial media.

Situasi ini terjadi karena perubahan pola konsumsi Media. Salah satu penyebab utama terpuruknya industri televisi adalah perubahan drastis dalam pola konsumsi media masyarakat. Generasi muda kini lebih memilih platform digital seperti YouTube, TikTok, dan layanan streaming dibandingkan menonton televisi konvensional. Akibatnya, rating acara televisi turun drastis, berdampak langsung pada pendapatan iklan sebagai sumber utama pemasukan stasiun televisi.

Banyak stasiun televisi yang terlambat dalam beradaptasi dengan era digital. Meskipun sebagian telah meluncurkan platform daring dan kanal YouTube, monetisasi dari konten digital belum mampu menyaingi pendapatan dari iklan televisi tradisional. Ketergantungan pada model bisnis lama membuat perusahaan kesulitan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Oleh itu perampingan karyawan menjadi salah satu solusinya.

Beberapa stasiun televisi telah melakukan perampingan karyawan sebagai respons terhadap krisis ini.  ANTV mengawali hal tersebut pada Desember 2024, pihak mereka memberhentikan 57 karyawan di bagian produksi sebagai bagian dari strategi efisiensi dan penyesuaian model bisnis, lalu baru baru ini KOMPAS TV juga menyikapi hal tersebut pada tanggal 1 Mei kemarin. Sementara itu NET TV yang merupakan perusahaan swasta, juga mengalami hal yang sama, hal ini menggambarkan betapa terpuruknya industri televisi saat ini.

Industri televisi kini menghadapi tantangan besar akibat perubahan perilaku audiens yang semakin beralih ke platform digital.  Untuk tetap relevan, stasiun televisi perlu bertransformasi secara menyeluruh. Peralihan dari siaran analog ke digital telah meningkatkan kualitas tayangan dan memungkinkan distribusi konten secara lebih luas.

Namun, untuk bertahan, stasiun televisi harus mengadopsi model bisnis yang fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan audiens masa kini.  Hal ini mencakup diversifikasi platform, inovasi konten, dan pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan pengalaman menonton yang lebih personal dan interaktif. Keberhasilan dalam beradaptasi dengan perubahan ini akan memastikan kelangsungan industri televisi dan menjaga keberagaman informasi serta kualitas konten yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Kondisi ini menandakan bahwa industri televisi harus segera beradaptasi dengan perubahan zaman.

Reporter : Muhammad Syahroni / Khoirul Fatimah/M. Sandy Prakoso

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top