
TUBAN- Lahir di Tuban, 29 Mei 2003, Sa’ad Abi Waqqosh, atau yang akrab disapa Sa’ad, merupakan sosok muda inspiratif dibalik lahirnya Madania Institute, sebuah komunitas Generasi Zilenial di Kabupaten Tuban yang berfokus pada kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka membantu pelajar desa mengeksplorasi digitalisasi pendidikan. Sosok pemuda asal Jenu, Tuban ini, kini tengah menempuh studi di Departemen Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang. Sejak kecil, Sa’ad telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia teknologi. Masa kecilnya yang dijalani melalui sistem homeschooling, membuatnya lebih banyak bereksplorasi sendiri dengan teknologi seperti komputer dan internet.
“Karena kan teman-teman pada sekolah, jadi pada akhirnya aku nggak punya temen untuk main secara langsung. Jadi di situ aku lebih suka mengotak-atik laptop, internet, dan hal-hal yang berbau teknologi,” ujarnya.
Hal tersebut terus berlanjut hingga memasuki jenjang aliyah, ia mulai merasa bahwa peran teknologi dapat diaplikasikan untuk meningkatkan sebuah kualitas pendidikan yang lebih baik terutama di daerah tertinggal. Namun meski demikian, ia mengaku bahwa dirinya tidak ingin menjadi guru secara langsung, melainkan ingin berkontribusi melalui bidang teknologi pendidikan. Hingga ia memutuskan untuk lebih mendalami teknologi dengan kuliah di departemen teknologi pendidikan.
Ketika memasuki dunia perkuliahan, ia menyadari adanya perbedaan yang sangat besar antara pendidikan di desa dengan pendidikan di kota besar dalam hal akses teknologi. “Karena aku berangkat dari desa, aku merasa di dalam departemenku ini rasanya pembahasannya terlalu elit sekali. Banyak sekali media-media modern yang hanya dirasakan oleh anak-anak di kota besar, khususnya pada sekolah-sekolah elit. Dari situ aku berpikir, bukankah hal tersebut akhirnya akan membuat kesetimpangam pendidikan kita itu semakin kontras?,” ungkapnya.
Kegelisahan itulah yang menjadi titik awal lahirnya Madania Institut pada Januari 2024 lalu. Dengan harapan lahirnya Madania ini mampu membantu pemerataan kualitas pendidikan dalam bidang teknologi. Bersama rekan-rekan yang juga berasal dari kota Tuban dan sedang menempuh pendidikan di kota besar, serta dengan berbagai latar belakang bidang studi yang berbeda, namun dengan satu visi yang sama yakni fokus pada sektor pendidikan, Sa’ad mendirikan komunitas ini sebagai wadah kolaborasi dan edukasi digital.
Kegiatan madania sendiri terdiri dari kegiatan online berupa webinar, diskusi online, hingga kajian mengenai tren perkembangan media saat ini. Selain itu, Madania juga memiliki kegiatan offline, Madania mengabdi pada bulan Januari 2025 baru-baru ini. Kegiatan ini berupa kegiatan kolaborasi dengan beberapa lembaga sekolah.
“Baru-baru ini Madania juga berkolaborasi dengan PAC Montong di 4 lembaga sekolah di Montong untuk mengajarkan perkembangan digitalisasi pendidikan,” tuturnya.
Di balik langkah besar yang telah dijalaninya, tentu saja terdapat tantangan yang dihadapi. Salah satu yang menjadi tantangan yakni kondisi anggota Madania yang tepisahkan oleh jarak. Hal ini mengakibatkan susahnya melakukan koordinasi antar sesama anggota. Terutama masih terdapat beberapa anggota yang belum terbiasa untuk bekerja sama secara daring.
“Untuk target Madania sendiri, setidaknya di tahun 2025 ini semoga bisa melakukan open recruitment supaya kegiatan di Madania ini bisa lebih terbantu, karena selama ini penambahan anggota masih melalui teman saja,” harapnya.
“Selain itu harapannya semoga Madania bisa lebih menebarkan kebermanfaatan lagi terutama di dunia pendidikan,” tutupnya.
Reporter: Sheilatul Uftavia / Anjar Sli Julianzani / S. Fadhilah N. I.