
Tuban (18/04/2025) – Sumur Dowo merupakan sumber mata air yang telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat di Dukuh Ngendut RT 02 RW 17, Desa Bektiharjo. Sumur ini dibangun pada tahun 1954 dan sejak awal telah dikenal memiliki aliran air yang melimpah dan jernih. Letaknya yang dikelilingi oleh pepohonan besar yang bebas dari bahan pestisida pada masa itu, membuat kondisi lingkungan sekitar tetap asri dan alami. Menurut Pak Wineh selaku warga sekaligus tokoh doa (tukang tandok) setempat, Sumur Dowo telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat sejak lama.
Sumur Dowo dulunya memiliki tiga titik sumber mata air, satu berada di sebelah selatan dan dua lainnya di bagian barat. Aliran air dari sumber tersebut sangat besar hingga mampu mengairi area persawahan di sekitar dusun. Air dari sumur ini tidak hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak dan minum, tetapi juga sebagai sumber irigasi utama bagi para petani.
Pak Wineh mengatakan bahwa, masyarakat Dukuh Ngendut selalu menjaga adat dan budaya yang diwariskan oleh leluhur mereka. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga kini adalah “manganan” atau syukuran yang diadakan rutin setiap tanggal 12 bulan Syawal, sebagai bentuk rasa syukur atas berkah air yang melimpah.
“Jadi Sumur Dowo ini sejak awal memang sudah dimanganani atau disyukuri, karena telah memberikan manfaat besar bagi warga. Airnya bisa langsung diminum, untuk masak, dan untuk ternak juga,” ujar Pak Wineh.
Sebelum adanya saluran air bersih dari PDAM, Sumur Dowo menjadi satu-satunya sumber air bersih bagi warga yang terletak di wilayah dataran tinggi. Saat musim kemarau, warga rela antre demi mendapatkan air dari sumur ini. Mereka juga sangat menjaga kebersihan dan kelestariannya agar tetap dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Namun, pada tahun 2004 terjadi longsor di bagian selatan yang menyebabkan satu dari tiga sumber mata air hilang. Area persawahan yang sebelumnya berada di sana pun terpaksa dipindahkan ke wilayah yang lebih rendah. Hingga saat ini, warga hanya dapat memanfaatkan dua sumber mata air yang tersisa.
“Sumberan yang di selatan hilang setelah longsor tahun 2004. Sawah juga pindah agak ke bawah. Sekarang tinggal dua sumber saja yang masih dimanfaatkan,” ungkap Pak Men selaku petani setempat.
Meskipun kini sudah ada saluran air bersih dari pemerintah, Sumur Dowo tetap menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Dukuh Ngendut. Tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai warisan budaya yang terus dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi.
Reporter: Ahmad Al Amin / Natasya Sahana / Fadhilah