SOLUTIF

Dari Tanah Subur ke Pesta Rakyat : Kisah Sedekah Bumi di Sumurgung

Acara potong dan pembagian tumpeng
sebagai tradisi sedekah bumi di sumber mata air Desa Sumurgung

Tuban (14/04/2025) – Tradisi leluhur sedekah bumi kembali digelar meriah di Desa Sumurgung Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Lebih dari sekadar ungkapan syukur atas hasil panen dari tanah subur, perayaan ini ber-transformasi menjadi pesta rakyat yang penuh kebersamaan dan kegembiraan. Simak tentang bagaimana hasil bumi melimpah ruah menjadi simbol kemakmuran yang dirayakan seluruh warga dalam semangat gotong royong.

Sejak pagi hari, warga Sumurgung berbondong-bondong menuju ke brubulan(sumber air) dengan membawa berbagai hasil bumi terbaik mereka. Nasi yang di bentuk tumpeng kemudian di hiasi sayur-mayur segar, buah-buahan segar, hingga aneka olahan makanan tradisional menjadi pemandangan yang memanjakan mata. Semua hasil bumi ini kemudian dikumpulkan untuk didoakan bersama dalam sebuah upacara khidmat yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Lantunan doa-doa syukur dan harapan akan keberkahan di masa mendatang, menciptakan suasana sakral dan penuh penghayatan.

Setelah doa selesai di lantunkan kemudian anak-anak berlarian sambil bermain air yang, sementara para orang tua membagikan jajanan dan makanan yang telah di kumpulkan jadi satu kemudian saling bercerita dan sambil menikmati hidangan lezat yang disajikan secara gotong royong.

“Sedekah bumi ini adalah wujud rasa syukur kami kepada Tuhan atas tanah yang subur dan hasil panen yang melimpah,” ujar Bapak Rozikin, Kepala Desa Sumurgung. “Lebih dari itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga. Kita semua berkumpul, berbagi kebahagiaan, dan melestarikan tradisi leluhur,” imbuhnya.

Salah satu daya tarik utama dari sedekah bumi di Sumurgung adalah Tradisi Ububan, yaitu saling bertukar makanan antar warga. Setiap keluarga membawa hidangan terbaik mereka untuk kemudian dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

“Saya sangat senang bisa ikut merayakan sedekah bumi tahun ini,” ungkap Ibu Siti, salah seorang warga Sumurgung. “Ini adalah momen yang selalu kami tunggu-tunggu. Selain bisa menikmati berbagai makanan enak, kami juga bisa bertemu dan bercengkrama dengan tetangga,” ungkapnya lagi.

Kemeriahan sedekah bumi di Sumurgung menjadi bukti nyata bahwa tradisi leluhur masih hidup dan relevan di tengah modernisasi. Perayaan ini tidak hanya menjadi ungkapan syukur atas hasil bumi, tetapi juga menjadi perekat sosial yang kuat, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan melestarikan kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Dari tanah subur, terciptalah pesta rakyat yang meriah dan penuh makna di Desa Sumurgung.

Perayaan Sedekah Bumi di Desa Sumurgung pada hari ini, 14 April 2025, bukan sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, ini adalah potret hidup dari sebuah komunitas yang memegang teguh nilai-nilai luhur warisan nenek moyang. Dari limpahan hasil panen yang disyukuri hingga kehangatan berbagi dalam Tradisi Ububan (tukar makanan), Sumurgung telah membuktikan bahwa kekayaan alam dan kekayaan budaya dapat berjalan beriringan, menghasilkan sebuah “pesta rakyat” yang sesungguhnya.

Semangat gotong royong yang terlihat jelas dalam setiap acara ini menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan di tengah arus perubahan zaman. Sedekah bumi di Sumurgung adalah sebuah perayaan yang tidak hanya memanjakan lidah dan mata, tetapi juga mempererat ikatan sosial. Semoga tradisi ini terus lestari, menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk selalu menghargai bumi dan menjaga keharmonisan antar sesama. Dari tanah yang subur, Sumurgung terus memanen kebahagiaan dan kebersamaan.

 

Reporter: Moh. Nur Afan Zaini / Elisa Dwi Rahmawati

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top